Jumat, 14 Januari 2011

Perilaku manusia
Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau genetika. Perilaku seseorang dikelompokkan ke dalam perilaku wajar, perilaku dapat diterima, perilaku aneh, dan perilaku menyimpang. Dalam sosiologi, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak ditujukan kepada orang lain dan oleh karenanya merupakan suatu tindakan sosial manusia yang sangat mendasar. Perilaku tidak boleh disalah artikan sebagai perilaku sosial, yang merupakan suatu tindakan dengan tingkat lebih tinggi, karena perilaku sosial adalah perilaku yang secara khusus ditujukan kepada orang lain. Penerimaan terhadap perilaku seseorang diukur relatif terhadap norma sosial dan diatur oleh berbagai kontrol sosial. Dalam kedokteran perilaku seseorang dan keluarganya dipelajari untuk mengidentifikasi faktor penyebab, pencetus atau yang memperberat timbulnya masalah kesehatan. Intervensi terhadap perilaku seringkali dilakukan dalam rangka penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif. Perilaku manusia dipelajari dalam ilmu psikologi, sosiologi, ekonomi, antropologi dan kedokteran.
Benjamin Bloom, seorang psikolog pendidikan, membedakan adanya tiga bidang perilaku, yakni kognitif, afektif, dan psikomotor. Kemudian dalam perkembangannya, domain perilaku yang diklasifikasikan oleh Bloom dibagi menjadi tiga tingkat:
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya. Sikap (attitude)
Sikap merupakan respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan.
Tindakan ini merujuk pada perilaku yang diekspresikan dalam bentuk tindakan, yang merupakan bentuk nyata dari pengetahuan dan sikap yang telah dimiliki.
Selain itu, Skinner juga memaparkan definisi perilaku sebagai berikut perilaku merupakan hasil hubungan antara rangsangan (stimulus) dan tanggapan (respon). Ia membedakan adanya dua bentuk tanggapan, yakni:
  • Respondent response atau reflexive response, ialah tanggapan yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu. Rangsangan yang semacam ini disebut eliciting stimuli karena menimbulkan tanggapan yang relatif tetap. Operant response atau instrumental response, adalah tanggapan yang timbul dan berkembangnya sebagai akibat oleh rangsangan tertentu, yang disebut reinforcing stimuli atau reinforcer. Rangsangan tersebut dapat memperkuat respons yang telah dilakukan oleh organisme. Oleh sebab itu, rangsangan yang demikian itu mengikuti atau memperkuat sesuatu perilaku tertentu yang telah dilakukan.

Menurut Becker. Konsep perilaku sehat ini merupakan pengembangan dari konsep perilaku yang dikembangkan Bloom. Becker menguraikan perilaku kesehatan menjadi tiga domain, yakni pengetahuan kesehatan (health knowledge), sikap terhadap kesehatan (health attitude) dan praktek kesehatan (health practice). Hal ini berguna untuk mengukur seberapa besar tingkat perilaku kesehatan individu yang menjadi unit analisis penelitian. Becker mengklasifikasikan perilaku kesehatan menjadi tiga dimensi

1. Pengetahuan Kesehatan
Pengetahuan tentang kesehatan mencakup apa yang diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan, seperti pengetahuan tentang penyakit menular, pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait. dan atau mempengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan pengetahuan untuk menghindari kecelakaan.
2. Sikap terhadap kesehatan Sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan, seperti sikap terhadap penyakit menular dan tidak menular, sikap terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, sikap tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan sikap untuk menghindari kecelakaan.
3. Praktek kesehatan Praktek kesehatan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan atau aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan, seperti tindakan terhadap penyakit menular dan tidak menular, tindakan terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, tindakan tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan tindakan untuk menghindari kecelakaan.
Selain Becker, terdapat pula beberapa definisi lain mengenai perilaku kesehatan. Menurut Solita, perilaku kesehatan merupakan segala bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan, serta tindakannya yang berhubungan dengan kesehatan.[2] Sedangkan Cals dan Cobb [5] mengemukakan perilaku kesehatan sebagai: “perilaku untuk mencegah penyakit pada tahap belum menunjukkan gejala (asymptomatic stage)”.
Menurut Skinner perilaku kesehatan (healthy behavior) diartikan sebagai respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan 49kesehatan. Dengan kata lain, perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah kesehatan.


Konsep Perilaku Manusia
Oleh: Prof.Dr.H.M.Joesoef Simbolon, SpKJ(K)
Berbicara tentang perilaku manusia itu selalu unik, khusus. Artinya tidak sama antar dan inter manusianya baik dalam hal kepandaian, bakat, sikap, minat maupun kepribadian. Contohnya sidik jari yang selalu diambil oleh polisi sebagai data informasi phisik manusia ternyata tidak ada yang sama (berbeda) pada setiap manusia didunia → walaupun kembar sekalipun
Manusia berperilaku atau beraktifitas karena adanya kebutuhan untuk mencapai suatu tujuan atau global. Dengan adanya need atau kebutuhan dalam diri seseorang maka akan muncul motivasi atau penggerak / pendorong. Sehingga individu / manusia itu beraktivitas / berperilaku, baru tujuan tercapai dan individu mengalami kepuasan. Siklus melingkar kembali memenuhi kebutuhan yang berikutnya / kebutuhan yang lain dan seterusnya dalam suatu proses terjadinya perilaku manusia.Individu berperilaku / beraktivitas berdasarkan hasil frekwensi / perkalian antara herediter, environment dan time atau perkalian hasil dari pembawaan, lingkungan dan kematangan usia
Teorinya:
1. Teori Empirisme Dahulu kala pada abad 17 dan 18 dengan tokoh John Lock dari Inggris (tahun 1632 – 1704) dan Francis Balcon (tahun 1961 – 1662) mengemukakan teorinya tentang “Empirisme” atau teorinya terkenal dengan istilah “Tabula Rasa”. Teori ini menggaris bawahi lingkungan adalah faktor yang sangat menentukan perilaku manusia
Dicontohkan bahwa bayi yang baru lahir digambarkan sebagai “Batu Pualam” yang putih bersih tanpa coretan bersamaan dengan proses waktu pertumbuhan dan perkembangan, batu pualam ini akan ditulis sesuai dengan kehendak lingkungan sekitar (orang tua, sekolah, masyarakat, dan lain sebagainya). Jadi lingkungan sangat berpengaruh sekali dan menentukan terhadap diri perilaku individu. Teori ini diformulakan sebagai i/p = E (yaitu lingkungan). Perilaku individu (i/p) adalah hasil interaksinya dengan lingkungan
2.Teori Nativisme Adalah seorang tokoh JJ Rousseau menemukan teori yang justru bertentangan dengan teori Empirisme oleh John Lock (Inggris), beliau berpendapat perilaku manusia itu sangat dipengaruhi oleh pembawaan / herediter atau kodrat (asli dari pencipta alam). Manusia atau individu sejak lahir sudah membawa bakat “dari sananya” oleh karena itu lingkungan tidak berpengaruh sama sekali, pembawaan ini sangat menentukan. Pembawaan itu yang mewarnai kehidupan manusia dalam berperilaku. Teori ini diformulasikan sebagai p = H (Herediter) perilaku ditentukan oleh pembawaan
3. Teori Campuran / Rasionalisme / Konvergensi Teori ini ada tentunya karena hasil dari persatuan-pencampuran, beda pendapat yang disatukan antara Empirisme Nativisme dan ditambah dengan diperhitungkannya faktor usia / maturation atau kematangan seseorang / individu. Teori ini diformulasikan sebagai berikut:
Teori Perilaku
Teori prilaku adalah teori yang menjelaskan bahwa suatu perilaku tertentu dapat membedakan pemimpin dan bukan pemimpin pada orang-orang. Konsep teori X dan Y dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam buku The Human Side Enterprise di mana para manajer / pemimpin organisasi perusahaan memiliki dua jenis pandangan terhadap para pegawai / karyawan yaitu teori x atau teori y.
A. Teori X
Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
B. Teori Y
Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.
Penelitian teori x dan y menghasilkan teori gaya kepemimpinan ohio state yang membagi kepemimpinan berdasarkan skala pertimbangan dan penciptaan struktur. Teori Z dapat anda baca di artikel lain di situs organisasi.org ini. Gunakan fasilitas pencarian yang ada untuk menemukan apa yang anda butuhkan.
Pembentukan Perilaku
Ada beberapa teori yang bisa digunakan untuk melakukan pembentukan perilaku seseorang, di antaranya dua teori pembiasaan yang dikemukakan oleh Dollard & Miller dan Bandura, ketiganya psikolog dari AS., teori belajar.Bagaimana kita memberikan stimulus (rangsangan) supaya terbentuk suatu respons atau perilaku. Bagaimana stimulus itu menjadi cue (stimulus dalam dirinya yang mengarahkan untuk berbuat), sehingga menimbulkan suatu drive (dorongan) untuk berperilaku. Kalau berhasil, dia akan mendapatkan reward (imbalan)." Ini teori Dollard & Miller.
Teori lain yang dikemukakan Bandura sering disebut teori panutan. Dalam teori ini ada stimulus dalam bentuk oral atau visual yang diberikan oleh seorang model atau tokoh. Stimulus ini disimpan atau diingat, dan suatu saat akan dilakukan sebagai suatu perilaku. Dari tindakannya dia akan mendapatkan suatu reward. "Ini lama-lama menetap.
Contohnya, dalam suatu keluarga orang tua giat bekerja dan selalu menasihati anak untuk mencapai prestasi. Anak, yang melihat orang tuanya bekerja keras (visual) dan sering memberikan nasihat atau cerita (oral) soal perlunya bekerja keras, akan timbul persepsi bahwa sesuatu itu dapat diperoleh dengan kerja keras. Dari sana bakal terbentuk tingkah laku kerja keras dalam diri anak. Bisa jadi pemberian makna atau persepsi soal pentingnya belajar, mengikuti diskusi ilmiah, atau berusaha mencari pekerjaan.


Jenis  Perilaku

Perilaku individu adalah segala aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Jika perilaku itu dilakukan secara bersama oleh sekelompok orang untuk suatu tujuan bersama, maka disebut perilaku kelompok.
Perilaku individu banyak jenisnya, tergantung dari aspek apa kita melihatnya. Perilaku termotivasi dan perilaku tak termotivasi, perilaku reflek dan perilaku otomatis, perilaku dipelajari dan perilaku instingtif, dll.
Jenis-jenis Perilaku individu:
a)    Perilaku sadar,perilaku yg melalui kerja otak dan pusat susunan saraf
b)    Perilaku tak sadar,perilaku yg spontan atau instingtif
c)    Perilaku tampak dan tidak tampak
d)    Perilaku sederhana dan kompleks
e)    Perilaku kognitif,efektif,konatif,da psikomotor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar